Lampu sein merupakan atribut yang wajib hukumnya ada pada setiap jenis motor, tidak memandang besaran mesin ataupun buatan merk tertentu mengingat tidak adanya hak paten terhadap atas nama satu orang maupun perusahaan. Lampu sein bisa kita kenali karena nyala yang berkedip. Siapa sangka, lampu sein ini awalnya hadir berupa bendera. Dan, lampu sein sendiri hadir karena semakin berkembangnya penggunaan kendaraan roda empat, sehingga mulai banyak dilakukan inovasi oleh para produsen kendaraan roda empat tersebut.
Sejarah lampu sein dimulai pada tahun 1900an, bertepatan dengan era awal kendaraan bermesin bensin. Sebelum adanya persinyalan mekanis atau elektrik, pengemudi jaman dahulu masih menjulurkan tangan ke luar jendela untuk memberi tanda berbelok.
MASA PRA-LAMPU SEIN
Tanda belok pertama diciptakan oleh Florece Lawrence di tahun 1914. Cara kerjanya berdasarkan mekanis yang terpasang pada mobil milik aktris berkebangsaan Amerika Serikat tersebut. Secara perlahan, mekanik mobil akan menurunkan atau mengangkat bendera.
Temuan ini dilandasi kondisi begitu banyak mobil kerap kali melaju dengan kencang di jalan raya. Karena belum ada tanda persinyalan yang baku, banyak pengemudi yang mengalami kecelakaan. Pada saat itu mobil masih belum memiliki lampu sein, atau sistem sinyal yang memberi tanda kepada pengendara lain ketika mobil hendak berbelok.
Cara kerja ciptaan Florence Lawrence ini, pengemudi cukup menekan tuas saat hendak berbelok. Kemudian secara mekanis tuas mengangkat bendera pada bumper bagian belakang mobil saat hendak berbelok.
Selain itu, Florence juga menciptakan mekanisme tanda stop. Cara kerjanya yaitu saat pengemudi mengangkat rem, maka akan memunculkan tanda bertuliskan “Stop” pada bumper mobil. Penemuan tanda belok pertama ini kemudian banyak digunakan oleh perusahaan otomotif hingga tahun 1925.
MASA INOVASI
Pabrikan mobil juga ada yang menciptakan beberapa tanda saat mobil ingin berbelok, seperti lonceng dan peluit uap yang dipasang di setiap mobil. Hal itu akan menandakan setiap mobil yang akan berbelok selalu membunyikan lonceng dan peluit uap.
Namun, sistem ini ternyata tak efektif karena pengemudi lain sulit mendengar jelas, akibat ramainya arus lalu lintas. Pada 1925, Edgar A Walz Jr, sukses mengembangkan penemuan Florence Lawrence dengan sempurna, menjadi cikal bakal lampu sein modern. Teknologi tersebut lebih diterima dan sampai saat ini digunakan pabrikan kendaraan di seluruh dunia.
Dua tahun kemudian, Oscar J. Simler asal Amerika Serikat menciptakan prototipe lampu sein elektrik beserta lampu rem. Prototipe ini akan memberikan sinyal berupa lampu menyala ketika rem ditekan, dan memberi sinyal berhenti ketika menekan rem dan kopling secara bersamaan.
Lampu sein berkedip pertama kali dipatenkan pada tahun 1930an oleh Joseph Bell. Pada periode ini, lampu sein mulai diwajibkan sebagai fitur mobil mulai tahun 1930an. Hal ini karena populasi mobil di ruas jalan yang semakin bertambah.
Perusahaan mobil Buick pada tahun 1938 menyempurnakan ciptaan Joseph Bell. Lampu sein pada Buick ini dinamakan Flash-Way Directional Signal.
Ada alasan khusus mengapa warna kuning atau oranye dipilih sebagai
cahaya lampu sein. Warna ini mampu memberikan visual terbaik meski dari
kejauhan baik di siang maupun malam hari. Saat hujan deras atau kondisi
jalanan berkabut, warna ini masih mampu memberikan sinar yang menembus
lebatnya air hujan dan pekatnya kabut.
DIMULAINYA SEIN DAN ERA MODERNISASI PENANDA
Pada dekade 1950-an, saat itu mobil mulai menggunakan mesin-mesin berkapasitas besar dengan jumlah ruas jalan yang semakin banyak. Angka kecelakaan yang terus meningkat membuat para pembuat regulasi di berbagai negara lantas menyesuaikan dengan keadaan saat itu.
Akhirnya, produsen mobil diwajibkan untuk memberikan kedipan pada lampu tanda belok tersebut. Tujuannya untuk memberikan signal yang lebih baik terhadap pengguna lain.
Aturan soal jeda kedipan pun semakin disempurnakan mulai dari satu
kali per detik hingga dua kali per detik melalui sebuah flasher. Kedipan
lampu sein ini kemudian umum digunakan hingga kini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar